Selasa, 03 Juli 2012

RAMADHAN

5 Keistimewaan Bulan Ramadhan


Keistimewaan bulan ramadhan merupakan  hal yang sangat di inginkan oleh setiap orang. Tetapi ini adalah beberapa keistimewaan bulan ramdhan bagi ummat muhammad saja, bukan untuk ummat yang lain :
  1. Pada awal-awal bulan ramadhan. Allah akan senantiasa memperhatikan ummat muhammad dengan detail. Segala amal perbuatan baik akan dilipat gandakan. Yang sunnah-sunnah seakan mejadi wajib sedangkan amalan-amalan wajib akan menjadi lebih dari biasanya. Dan barangsiapa yang diperhatikan oleh allah niscaya dia akan terhindar dari adzab.
  2. Bau mulut orang yang berpusa yang berbau tidak sedap akan berubah menjadi wangi sekali melebihi wangi kasturi pada saat hari kiamat nanti.
  3. pada setiap malam bulan ramadhan akan ada berpuluh puluh ribu malaikat yang tuun ke bumidan senentiasa memohonkan ampun bagi mereka orang orang yang memanfaatkan malmnya dengan bersimpuh, berdzikir serta beribadah pada allah.
  4. allah akan memerintahakn surga untuk berhiasa diri, sehingga ummat muhammad yang akan masuk surganya allah akan senatiasa merasa nyaman dan tenang.
  5. pada akhir-akhir bulan ramadhan allah akan melebur dosa-dosa bagi orang yang selalu bertakwa dan beriman pada allah.

Kisah Isro Mi'roj


Diterjemahkan dengan ringkas dari Kitab Al Anwaarul Bahiyyah Min Israa’ Wa Mi’raaj Khoiril Bariyyah
Karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy Al Hasany RA.
Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail dekat Ka’bah al Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.
Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau saw, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail:
“Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”.
Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.
Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.
Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.
Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata: “Wahai buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulya daripada dia (Rasulullah)”, mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya’ yang menaiki buroq ini.
Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri, menurut riwayat Ibnu Sa’ad, Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali.
(Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata: “Turunlah disini dan sholatlah”, setelah Beliau sholat, Jibril berkata: “Tahukah anda di mana Anda sholat?”, “Tidak”, jawab beliau, Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda akan berhijrah”.
Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!”, setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.
Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di Thur Sina’, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT, beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: “Anda telah sholat  di  Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”.
Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: “Tidakkah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?”
Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau SAW bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”, Jibril menjawab:” mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.
Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?”, “Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya”, jawab Jibril AS.
Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan: “Bismillah, celakalah Firaun”, mendengar ini anak Firaun bertanya: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?”, Masyithoh menjawab: “Ya”. Kemudian dia mengancam akan memberitahukan hal ini kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada Raja yang Lalim itu, dia berkata: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?”, Masyithoh menjawab: “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah”.
Mengetahui keteguhan iman Masyithoh, kemudian Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan suaminya, justru dia berkata: “Jika kamu hendak membinasakan kami, silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat”.
Maka Firaun memerintahkan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air  kemudian dipanasi, setelah betul-betul mendidih, dia memerintahkan agar mereka semua dilemparkan ke dalamnya, satu persatu mereka syahid, sekarang tinggal Masyithoh dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya, kemudian anak itu berkata: “Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar”, kemudian dilemparlah dia dan anaknya.
Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat.
Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya”.
Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan: “Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah tidak memperdulikannya. Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya. Walhamdulillah.
Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat”.
Demikianlah perjalanan ditempuh oleh beliau SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana.
Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.
Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus, lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya, Jibril berkata: “Sungguh anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar niscaya umat anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda”.
Setelah melakukan Isra’ dari Makkah al Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul Maqdis, kemudian beliau disertai malaikat Jibril AS siap untuk melakukan Mi’raj yakni naik menembus berlapisnya langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai akhirnya beliau SAW berjumpa dengan Allah dan berbicara dengan Nya, yang intinya adalah beliau dan umat ini mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar  biasa bagi umat ini, di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulya ini. Cukup kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah sholat. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat, Allah memanggil Hamba yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini.
Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama), ternyata disana berdiri malaikat yang bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya Rasulullah SAW, dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini membawahi 70 ribu malaikat pula.
Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya:
“Siapakah ini?”
Jibril menjawab: “Aku Jibril.”
Malaikat itu bertanya lagi: “Siapakah yang bersamamu?”
Jibril menjawab: “Muhammad saw.”
Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau telah diutus (diperintah)?”
Jibril menjawab: “Benar”.
Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata:
“Selamat datang, semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan pemimpin, andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang”.
Maka dibukalah pintu langit dunia ini”.
Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya. Nabi saw bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata:
“Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.
Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok disebelah kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang yang di kirinya adalah calon penghuni neraka.
Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanannya di langit pertama ini, tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging panggang dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai disekitarnya. Ternyata mereka adalah manusia yang suka berzina, meninggalkan yang halal untuk mereka dan mendatangi yang haram.
Kemudian beliau berjalan sejenak, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba.Disana beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka:
“makanlah daging ini sebagaimana kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni menggunjing atau berghibah”.
Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya, keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-masing duduk bersama umatnya.
Nabi saw menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur sedang, putih  kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan-akan baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya. Nabi menyerupakannya dengan sahabat beliau ‘Urwah bin Mas’ud ats Tsaqafi.
Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai sambutan: “Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.
Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya’kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa.
Nabi berkomentar: “Sungguh dia telah diberikan separuh ketampanan”. Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Allah, dia telah mengungguli ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama mengalahkan cahaya seluruh bintang”.
Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris AS. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya.
Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran AS, separuh janggutnya hitam dan seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang. Di sekitar Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu’ mendengarkan petuahnya.
Setelah sampai di langit keenam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutnya.
Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau yang mulya, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara: “Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab “.
Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa AS, seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan kulit beliau. Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata: “Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulyanya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku”.
Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku”.

Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surga sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya.
Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang baik, Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahkanlah umatmu untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas”. Rasulullah bertanya: “Apakah tanaman surga itu?”, Nabi Ibrahim menjawab: “(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim“.
Dalam riwayat lain beliau berkata: “Sampaikan salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar”.
Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang cepat tidak akan mampu untuk mengelilingi bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya, sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun mampu melukiskan keindahannya.
Kemudian beliau saw diangkat sampai akhirnya berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau saw. Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan yang belum pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan.
Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya.
Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna, pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, berjumpa dengan Allah SWT.
Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu mencapainya, beliau melihatNya dengan mata beliau yang mulya. Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah SWT.
Allah berfirman: “Wahai Muhammad.”Labbaik wahai Rabbku”, sabda beliau.
Mintalah sesuka hatimu”, firman Nya.
Nabi bersabda: “Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin, Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta menghidupkan orang mati”.
Kemudian Allah berfirman: “Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasihKu”.
Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah bersabda: ” … kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit ke enam), lalu dia bertanya: “Apa yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?”
Aku menjawab: “50 sholat”,
Musa berkata: “kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya”,
Maka aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata: “Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah”.
Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman: “Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat”.
Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata:“Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan”,
Maka aku katakan kepadanya: “Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku malu kepadaNYa”.
Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar.
Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya, maka sebagian besar diantara mereka mendustakan bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang membenarkan dan mempercayai beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat.
Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya serta pasrah terhadap semua yang dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad SAW, sebab beliau tidak mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan Dakwah beliau. Beliaulah Nabi yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash Shoodiq (selalu jujur) dan Al Mashduuq (yang dibenarkan segala ucapannya). Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.
Inilah ringkasan dari perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang kami nukil dengan ringkas dari kitab Al Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat, keduanya karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky al Hasany RA, Mahaguru dari Al Ustadz al habib Sholeh bin Ahmad al Aydrus.

Tentang Mimpi

Solusi - Menanggulangi akibat buruk dari mimpi
Jika anda bermimpi sesuatu yang dapat berakibat buruk bagi anda dan keluarga (seperti mimpi gigi copot dll) anda di harapkan melakukan hal-hal sebagai berikut untuk menanggulanginya:
Ambillah sapu lidi (bisa juga tusuk gigi, bambu kecil dll). Lalu potong atau patahkan dengan tangan anda menjadi 7 (tujuh) batang, kecil-kecil, kira-kira 3 sentimeter. Sediakan selembar kertas atau tissue. Siapkan garam dapur, sedikit saja. Taruhlah potongan ke tujuh sapu lidi dan garam dapur tadi ke dalam tissue atau kertas. Lipat kertas tersebut dan kuburkan ke dalam tanah (pekarangan, halaman rumah anda). Kalimat yang anda harus ucapkan ketika akan mengubur/membenam kertas (yang berisi 7 potong sapu lidi dan garam) tersebut adalah kalimat yang meminta kepada Yang Maha Kuasa agar di jauhi dari akibat buruk mimpi anda.
Contoh kalimat:
Ya Tuhan. Jauhkanlah saya dan keluarga saya dari malapetaka. Tidak akan tumbuh/jadi, garam yang saya kubur ini. Seperti halnya mimpi saya yang dapat berakibat buruk bagi kami tidak akan menjadi kenyataan atau tidak akan terjadi. Amien." .

Indah nya Dari Kesabaran

 

 Di suatu pagi pagi seseorang yang muda usia kelihatan datang tergopoh – gopoh ke sebuah rumah di Dusun Limbangan namanya. Dusun Limbangan kebetulan masuk wilayah Desa Kutawis, sebuah dusun yang terletak di sebelah timur perbatasan antara wilayah Purbalingga dengan Banjarnegara.

Dusun itu termasuk dusun yang terlihat sudah maju pertaniannya, di kanan kiri jalan terlihat berbagai tanaman hijau menghias di pelupuk mata. Desiran angin pagi seolah mengiringi kesejukan suasana yang terpancar di dusun itu.

“Assalamualaikum ….” terdengar sebuah salam dari pemuda itu. ”Wa’alaikum salam…”, terdengar jawaban ustadz Ahmad dari dalam rumah. Ya .. rupanya pemuda itu datang ke bersilaturahim ke tempat ustadz Ahmad. Setahu saya ustadz Ahmad merupakan salah seorang yang cukup gigih mengembangkan kehidupan beragama di dusun tersebut. Setelah sekian lama menimba ilmu di beberapa pesantren, iapun kembali ke kampungya dengan tujuan menyiarkan agama Islam. Saya ingat betul saat itu, dusun tersebut masih banyak yang enggan sholat. Bahkan ada yang sholat hanya setahun dua kali saja, yakni sholat I’dul Fitri dan I’dul Adha. Namun keadaan sekarang jauh berubah.

Setelah kedatangan ustadz Ahmad, setiap sore banyak anak – anak kecil yang belajar mengaji ke masjid tempat ustadz Ahmad mengajar. Kalau dulu orang – orang hanya berbondong – bondong sholat pada saat sholat I’dul Fitri dan I’dul Adha saja, sekarang setiap sholat jum’at, masjid – masjid di dusun itu kelihatan ramai. Tidak hanya itu hampir setiap bulan diadakan pengajian yang melibatkan warga, dan saat – saat tertentu mengadakan Pengajian Akbar dengan mengundang penceramah dari luar daerah.

Setelah ngobrol ngalor – ngidul, akhirnya pemuda itu mulai mengutarakan maksud kedatangannya ke ustadz Ahmad. “Begini ustadz, saya sudah beristeri lebih dari lima tahun, pada awalnya rumah tangga saya berjalan dengan tenang dan membahagiakan, karena kebetulan isteri saya ini saya nikahi atas dasar saling mencintai.” ungkap si pemuda kepada ustadz Ahmad.

“Namun, akhir – akhir ini kebahagiaan yang dulu saya rasakan mulai hilang dari keluarga kami. Isteri saya mulai menampakkan sifat aslinya yang pemarah, materialistis, dan super cerewet. Semua tindakan saya selalu dikomentari. Semua itu saya coba jalani dengan sabar dan mengalah. Namun beberapa hari ini, yang membuat saya hamper-hampir tidak kuat adalah isteri saya mulai menjelek-jelekan saya di muka umum. Ia mulai menceritakan segala kelemahan saya di depan teman – temannya.” Si pemuda mulai berkeluh kesah kepada ustadz Ahmad.

“Kalo begini terus menerus…apa saya kuat ustadz ? apa yang sebaiknya harus saya lakukan ?” tanya si pemuda. Mendengar keluhan si pemuda itu, rupanya ustadz Ahmad tidak langsung menanggapinya. Sesaat kemudian terlihat ustadz Ahmad mempersilahkan si pemuda itu untuk minum dan menikmati hidangan ubi goreng yang sudah tersedia di mejanya.

Setelah menghela nafas sesaat, ustadz Ahmad mulai bercerita kepada si pemuda itu.

Tersebutlah ada dua lelaki yang berkawan akrab. Mereka adalah Hasan dan Ismail. Keduanya orang shalih yang taat beribadah. Karena tempat mereka berjauhan, tidak mungkin keduanya selalu bertemu. Namun ada kebiasaan di antara mereka, setiap setahun sekali Hasan selalu datang ke rumah Ismail.

Suatu hari Hasan berkunjung ke rumah sahabatnya itu. Tiba di rumah Ismail, ia mendapatkan pintu rumah temannya itu tertutup rapat. Setelah beberapa kali mengetuk pintu terdengar sahutan istri sahabatnya dari dalam rumah, “Siapakah kamu yang mengetuk-ngetuk pintu?”

Kemudian Hasan menjawab, “Saya Hasan, sahabat suamimu. Aku datang untuk mengunjunginya hanya karena Allah SWT.”

“Dia sedang pergi mencari kayu bakar. Mudah-mudahan saja ia tidak kembali lagi!” jawab istri Ismail sambil memaki dan mencela suaminya sendiri.

Mendengar jawaban seperti itu, Hasan keheranan. Belum hilang keheranannya, tiba-tiba muncul Ismail. Ia datang sambil menuntun seekor harimau yang di punggungnya terdapat seikat kayu bakar. Begitu melihat Hasan, Ismail langsung menghambur mendekat sambil mengucapkan salam kehangatan.

Setelah menurunkan kayu bakar dari punggung harimau, Hasan berkata kepada harimau itu, “Sekarang pergilah, mudah-mudahan Allah SWT memberkatimu!”

Ismail mempersilakan tamunya masuk ke dalam rumah. Sementara mereka bercakap-cakap, istri Ismail masih terus bergumam memaki-maki suaminya. Ismail diam saja.

Hasan keheranan bercampur takjub melihat kesabaran sahabatnya itu meskipun istrinya terus memaki, ia tetap tidak memperlihatkan muka kebencian. Hasan pulang menyimpan rasa kagum terhadap Ismail yang sanggup menekan rasa marahnya menghadapi istrinya yang begitu cerewet dan berlidah panjang.

Satu tahun berlalu. Seperti kebiasaannya, Hasan kembali mengunjungi sahabatnya, Ismail. Ketika mengetuk pintu rumah Ismail, dari dalam terdengar langkah-langkah kaki. Beberapa saat kemudian terlihatlah istri sahabatnya yang dengan senyum ramah menyapanya, “Tuan ini siapa?”

“Aku sahabat suamimu. Kedatanganku semata untuk mengunjunginya karena Allah,” jawab Hasan.

Istri Ismail menyapa ramah, lalu mempersilakan tamunya duduk menunggu suaminya. Tak lama kemudian Ismail datang membawa seikat besar kayu bakar di atas pundaknya. Dua sahabat itu pun segera terlibat perbincangan serius. Hasan menanyakan beberapa hal yang membuatnya keheranan. Tentang keadaan istrinya yang sangat jauh berbeda dibanding setahun yang lalu. Ia juga menanyakan bagaimana Ismail mampu menaklukkan seekor harimau sehingga binatang buas itu mau memanggul kayu bakarnya. Mengapa ia sekarang tidak bersama-sama dengan binatang itu lagi ?

Ismail segera menjelaskan, “Ketahuilah sahabatku. Istriku yang dulu meninggal setelah sekian lama aku berusaha bersabar menghadapi perangai buruknya. Atas kesabaran itulah, Allah SWT memberi kemudahan bagiku untuk menundukkan seekor harimau seperti yang engkau lihat. Allah juga memberiku karunia berupa istri shalihah seperti yang engkau lihat sekarang. “Aku gembira mendapatkannya, maka harimau itu pun dijauhkan dariku. Aku memanggul sendiri kayu bakar.”
Setelah mendengar cerita itu dari ustadz Ahmad, pemuda itu bertanya, ” Jadi kalau saya terus bersabar saya bisa menundukkan harimau ?. ”He..he...bukan itu maksud saya...” celoteh ustadz Ahmad sambil terkekeh – kekeh.

”Ketahuilah setiap kesabaran yang kita lakukan pasti akan ada buahnya, setiap kesabaran yang kita jalankan dengan ikhlas, limpahan hikmah akan tercurah kepada kita. Namun hanya orang – orang yang memiliki kebeningan jiwa yang bisa menerima cahaya hikmah itu. Mulailah buka ruang hatimu.” kata sang ustadz.

”Sebelum kamu bertanya, ”kuatkah aku mendapat perlakuan isteri seperti ini ?”, akan lebih baik, tanyakan kepada dirimu, ”seberapa baikkah perlakuanmu terhadap Allah”, bisa jadi perangai isterimu itu, cara Allah untuk menumbuhkembangkan ”jiwa kesabaranmu”. Perangi isterimu yang dari kacamata umum sangat memalukan, bisa jadi Allah sedang mempersiapkan jiwamu, karena akan memberimu sebuah anugerah yang begitu agung, sehingga kebesaran jiwamu harus disiapkan.” begitu untaian indah ustadz Ahmad mulai mengalir.

”Jadi yang harus saya lakukan apa ustadz ?” sergah si pemuda dengan lirih. Ustadz Ahmadpu kembali berkata, ” Lebih dekatkanlah dirimu kepada Allah... jika kemarin sholatmu bolong – bolong, berjanjilah dan lakukanlah mulai sekarang tidak bolong – blong lagi. Cobalah bangun di tengah malam, memohon dengan hati yang khusyuk minta petunjuk supaya diberi jalan yang terbaik.”

”Mulailah menghargai atas apa yang dilakukan isterimu, dengan pujian, karena kebanyakan suami tidak bisa menghargai kerja keras isteri walaupun mereka sudah bekerja 24 jam.” Untaian ustadz Ahmad terus mengalir.

Perlahan – lahan si pemuda itu, mulai menunduk dan trenyuh hatinya. Iapun mulai terbuka hatinya tentang apa yang selama ini tidak dilakukan. Selain sholatnya yang bolong – bolong, iapun jarang menghargai kerja keras isterinya, karena merasa sudah jengkel dengan perilakunya. Padahal, bisa saja isterinya berbuat itu karena merasa tidak dihargai oleh istrinya.

Setelah lama duduk termenung, si pemuda itupun pamitan untuk pulang dengan segudang cahaya pemahaman yang telah ia dapatkan.

Wallahu a’lam.

penyakit Hati ( IRI )

CARA MENGHADAPI PENYAKIT IRI HATI
Anda pikir Anda cukup percaya diri, tetapi ketika ada rasa insecure menyusup dalam keseharian, emosi pun mulai mengusik. Itu bisa terjadi dalam hal pekerjaan, dalam hal hubungan dengan saudara, bahkan untuk hal penampilan dengan wanita seksi yang berpapasan di jalan sekalipun. Uh, sepertinya mau mengamuk dan berteriak kepada keadaan yang tidak adil. Mungkinkah mengusir rasa iri yang melirik ke arah Anda dan mengganggu mood Anda dalam keseharian itu?

Bisa, asal Anda bisa menyadari bahwa hidup bukanlah kompetisi. Tentu, secara intelektualitas, Anda sudah mengerti hal itu. Namun, dalam keadaan-keadaan tertentu, hal yang membuat Anda merasa tidak nyaman dengan apa yang Anda miliki akan merusak hari Anda. Lalu, apa yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi si iri ini?

1. Identifikasikan secara pasti apa yang Anda cemburui
Semakin spesifik Anda bisa mengidentifikasikan rasa cemburu yang ada, makin mudah untuk Anda mengatasi rasa itu. Mengatakan bahwa Anda iri dengan kebahagiaan seseorang adalah hal yang terlalu buram. Jika Anda merasa iri dengan pekerjaan seseorang pun, maka itu masih kurang detail. Jika ada pekerjaan orang lain yang Anda cemburui, kenali titik apa yang membuat Anda iri, apakah pendapatannya, prestisenya, ataukah jadwal fleksibelnya? Mengidentifikasikan hal spesifik yang membuat Anda iri akan membuatnya lebih mudah untuk mengetahui apa yang penting dari hal-hal tertentu untuk membuat Anda lebih bahagia.

2. Tanyakan diri Anda, apakah dengan mendapatkan hal tersebut benar-benar akan membuat diri Anda lebih lengkap dan utuh? Bagaimana hal-hal yang membuat Anda iri tersebut akan membuat Anda merasa lebih utuh?

3. Tetapkan apakah hal tersebut akan memungkinkan untuk Anda gapai?
Ini adalah langkah yang cukup mudah sebenarnya. Apakah poin-poin yang membuat Anda iri itu cukup realistis untuk Anda gapai? Misal, jika Anda merasa iri dengan orang yang ukuran tubuhnya lebih tinggi, sementara Anda sudah tak melewati masa pertumbuhan, maka Anda harus membaca langkah selanjutnya ini.

4. Cari alternatif dan cara-cara untuk membawa kesenangan atau kepuasan dalam hidup Anda
Untuk kebanyakan orang, rasa iri datang dari kekurangan dalam hidup seseorang. Rasa itu merupakan kurangnya kebahagiaan dan pemenuhan diri. Mungkin, hal yang Anda inginkan tapi tak tergapai itu bukanlah hal yang mudah untuk Anda dapatkan. Namun, Anda masih mungkin untuk mencari cara lain demi mengisi kekosongan itu.

Buatlah daftar hal-hal yang bisa Anda lakukan dan kejar sekarang yang bisa mengisi dan memperkaya hidup Anda. Daftar tersebut akan membantu memberi Anda kontrol terhadap hidup Anda. Ketahuilah bahwa Anda memiliki kekuatan untuk menciptakan rasa senang dan kepenuhan di dalam diri sendiri. Jangan hanya menunggu kebahagiaan itu datang kepada Anda. Andalah yang harus mulai bergerak.

5. Buat rencana
Jika sudah memastikan bahwa hal yang Anda cemburui tersebut adalah hal yang masih mungkin digapai, maka mulailah dengan menciptakan rencana untuk membuatnya terjadi. Hanya karena orang lain bisa melakukan dan menggapai impian Anda, bukan berarti Anda tak bisa mendapatkannya. Namun tentu, hal tersebut butuh perencanaan yang sangat spesifik. Jangan lupa juga untuk membuat rencana cadangan.

6. Rayakan bakat dan kemampuan unik Anda

Cemburu karena bakat teman yang bisa menyanyi dengan indahnya? Hm, bukan berarti Anda harus minder. Carilah hal-hal lain yang spesifik dan spesial dari diri Anda. Rayakan hal-hal spesial tersebut dan berbahagialah untuk keunikan Anda. Siapa tahu, sebenarnya ada orang lain yang iri dengan apa yang Anda punya itu.

7. Pelajari apa yang harus dilakukan untuk menggapai sukses tersebut
Ingatkan diri bahwa untuk tetap fokus dengan apa yang sudah Anda capai dan miliki ketimbang apa yang belum Anda miliki. Pencapaian Anda tak datang dalam semalam dan tak datang begitu saja. Kemungkinan terbesar, Anda mendapatkan apa  yang dimiliki sekarang dengan perjuangan dan risiko yang tak sedikit. Begitu pula dengan orang-orang yang Anda cemburui itu. Lebih mudah untuk mengatasi rasa cemburu ketimbang mencapai apa yang digapai orang-orang itu dengan susah payah.

8. Menyadari bahwa tak ada hidup yang sempurna
Setiap orang pasti punya masalah. Kita semua memiliki masalah yang pribadi dan tak terlalu pribadi. Meski kesannya seseorang memiliki segalanya, pahamilah bahwa hal tersebut bukan selalu berarti masalah utama. Biasanya ada begitu banyak yang terjadi di balik layar ketimbang apa yang terjadi di lapisan atasnya.

KEUTAMAAN MENAHAN MARAH

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigD936jYm6gQ7c010RLmyuZ103aO5oKkyWfPwj0qdq9NrSZCUyUXZ1CXbhpw9etqyQQZT8rsBMyog5k-tmzoJeOAOq3PHPI2ciewdmSarJT7ilFl-dxg3LoL7dEovWmPVT6LBRj4khxMx-/s320/jangan_marah.jpg

Oleh Ust.Abdurrohim

Diantara maksud dan tujuan disyariatkannya puasa adalah latihan menahan nafsu amarah (suka marah). Orang yang mampu menahan marah lebih baik dan lebih sempurna daripada orang yang suka marah (pemarah). Dan itulah yang disebut orang kuat.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : �Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.� (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain, disebutkan hadits dari Ibnu Mas�ud Radliyallahu �anhu Rasulullah bersabda : �Siapa yang dikatakan paling kuat diantara kalian ? Shahabat menjawab : yaitu diantara kami yang paling kuat gulatnya. Beliau bersabda : Bukan begitu, tetapi dia adalah yang paling kuat mengendalikan nafsunya ketika marah.� (HR. Muslim)
Al Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Anas Al Juba�i , bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : �Barangsiapa yang mampu menahan marahnya padahal dia mampu menyalurkannya, maka Allah menyeru pada hari kiamat dari atas khalayak makhluk sampai disuruh memilih bidadari mana yang mereka mau.� (HR. Ahmad dengan sanad hasan)
Al Imam Ahmad juga meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : �Tidaklah hamba meneguk tegukan yang lebih utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta�ala, dari meneguk kemarahan karena mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta�ala.� (Hadits shahih riwayat Ahmad)
Al Imam Abu Dawud rahimahullah mengeluarkan hadits secara makna dari shahabat Nabi, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : �Tidaklah seorang hamba menahan kemarahan karena Allah Subhanahu wa Ta�ala kecuali Allah Subhanahu wa Ta�ala akan memenuhi baginya keamanan dan keimanan.� (HR. Abu Dawud dengan sanad Hasan)
Hadits-hadits ini menerangkan keutamaan menahan marah dari pada orang yang mudah marah/pemarah. Dari itu, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam berwasiat kepada sahabat ketika datang pada beliau untuk meminta wasiat, beliau bersabda dengan diulang-ulang : �Jangan mudah marah..� Lengkap haditsnya adalah sebagai berikut :
�Dari Abu Hurairah Radliyallahu �anhu, bahwa seseorang berkata kepada Nabi Shalallahu alaihi wasallam : berwasiatlah kepadaku. Beliau bersabda : jangan menjadi seorang pemarah. Kemudian diulang-ulang beberapa kali. Dan beliau bersabda : janganlah menjadi orang pemarah� (HR. Bukhari)
Al Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan hadits dari seseorang dari shahabat Nabi Shalallahu alaihi wasallam dia berkata : � Aku berkata : Ya Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam berwasiatlah kepadaku. Beliau bersabda : jangan menjadi pemarah. Maka berkata seseorang : maka aku pikirkan apa yang beliau sabdakan, ternyata pada sifat pemarah itu terkumpul seluruh kejelekan.� (HR. Imam Ahmad)

Berkata Ibnu Ja�far bin Muhammad rahimahullah : �Marah itu pintu seluruh kejelekan.�
Al Imam Ahmad menafsirkan hadits ini dengan mengatakan : akhlak yang mulia itu dengan meninggalkan sifat pemarah.
Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah menerangkan maksud hadits ini dengan mengatakan : sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam : �Jangan menjadi pemarah.� Ini mengandung dua kemungkinan maksud :
1.Hadits ini mengandung perintah melakukan sebab-sebab yang menjadikan akhlak yang mulia seperti bersikap lembut, pemalu, tidak suka mengganggu, pemaaf, tidak mudah marah.
2.Hadits ini mengandung larangan melakukan hal-hal yang menyebabkan kemarahan, mengandung perintah agar sekuat tenaga menahan marah ketika timbul/berhadapan dengan penyebabnya sehingga dengan demikian dia akan terhindar dari efek negatif sifat pemarah.
Sehingga Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam mangajarkan cara-cara menghilangkan kemarahan dan cara menghindari efek negatifnya, diantaranya adalah:

1. Membaca ta�awudz ketika marah.
Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim rahimakumullah meriwayatkan hadits dari Sulaiman bin Surod Radliyallahu �anhu :
�Ada dua orang saling mencela di sisi Nabi Shalallahu alaihi wasallam dan kami sedang duduk di samping Nabi Shalallahu alaihi wasallam . Salah satu dari keduanya mencela lawannya dengan penuh kemarahan sampai memerah wajahnya. Maka Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya aku akan ajarkan suatu kalimat yang kalau diucapkan akan hilang apa yang ada padanya. Yaitu sekiranya dia mengucapkan : �Audzubillahi minasy Syaithani rrajiim. Maka mereka berkata kepada yang marah tadi : Tidakkah kalian dengar apa yang disabdakan nabi? Dia menjawab : Aku ini bukan orang gila.�

2. Dengan duduk
Apabila dengan ta�awudz kemarahan belum hilang maka disyariatkan dengan duduk, tidak boleh berdiri.
Al Imam Ahmad dan Abu Dawud rahimahullah meriwayatkan hadits dari Abu Dzar Radliyallahu �anhu bahwa Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda :
�Apabila salah seorang diantara kalian marah dalam keadaan berdiri duduklah, jika belum hilang maka berbaringlah.�
Hal ini karena marah dalam berdiri lebih besar kemungkinannya melakukan kejelekan dan kerusakan daripada dalam keadaan duduk. Sedangkan berbaring lebih jauh lagi dari duduk dan berdiri.

3. Tidak bicara
Diam tidak berbicara ketika marah merupakan obat yang mujarab untuk menghilangkan kemarahan, karena banyak berbicara dalam keadaan marah tidak bisa terkontrol sehingga terjatuh pada pembicaraan yang tercela dan membahayakan dirinya dan orang lain.
Dalam hadits disebutkan :�Apabila diantara kalian marah maka diamlah.� Beliau ucapkan tiga kali. (HR. Ahmad)

4. Berwudlu
Sesungguhnya marah itu dari setan. Dan setan itu diciptakan dari api maka api itu bisa diredam dengan air, demikian juga sifat marah bias diredam dengan berwudlu.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda :
�Sesungguhnya marah itu dari syaithan dan syaithan itu dicipta dari api, dan api itu diredam dengan air maka apabila diantara kalian marah berwudlulah.� (HR. Ahmad dan yang lainnya dengan sanad hasan)
Adapun pemicu kemarahan ada empat, barangsiapa yang mampu mengendalikan maka Allah Subhanahu wa Ta�ala akan dijaga dari syetan dan diselamatkan dari neraka.
Berkata Al Imam Al Hasan Al Bashri rahimahullah :
�Empat hal, barangsiapa yang mampu mengedalikannya maka Allah akan menjaga dari syetan dan diharomkan dari neraka : yaitu seseorang mampu menguasai nafsunya ketika berkeinginan, cemas, syahwat dan marah.�
Empat hal ini yaitu keinginan, cemas, syahwat dan marah merupakan pemicu seluruh kejelekan dan kejahatan bagi orang yang tidak mampu mengendalikan nafsunya.
1. Keinginan, adalah kecondongan nafsu pada sesuatu yang diyakini mendatangkan manfaat pada dirinya, seringnya orang yang tidak mampu menguasai nafsu akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan keinginannya itu dengan segala cara walaupun harus dengan cara harom, dan terkadang yang diinginkan juga berupa sesuatu yang haram.
2. Cemas, adalah rasa takut dari sesuatu. Orang yang cemas akan berupaya untuk menolaknya dengan segala cara walaupun harus dengan cara harom seperti meminta perlindungan kepada selain Allah.
3. Syahwat, adalah kecondongan nafsu pada sesuatu yang diyakini dapat memuaskan nafsunya. Seringnya orang yang kalah dengan nafsunya memuaskan nafsu syahwatnya itu pada sesuatu yang haram seperti zina, mencuri, minum khamer bahkan pada sesuatu yang menyebabkan kekufuran, kebid�ahan dan kemunafikan.
4. Marah, adalah gelagaknya darah hati untuk menolak gangguan sebelum terjadi atau untuk membalas gangguan yang sudah terjadi. Kemarahan seringnya dilakukan dalam bentuk perbuatan yang diharamkan seperti pembunuhan, pemukulan dan berbagai kejahatan yang melampaui batas. Terkadang dalam bentuk perkataan yang diharamkan seperti tuduhan palsu, mencela dan perkataan keji lainnya dan terkadang meningkat sampai pada perkataan kufur.
Tetapi tidak semua kemarahan itu tercela, ada yang terpuji , bahkan sampai pada tingkatan harus marah yaitu ketika kita melihat agama Allah direndahkan dan dihinakan, maka kita harus marah karena Allah terhadap pelakunya. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam tidak pernah marah jika celaan hanya tertuju pada pribadinya dan beliau sangat marah ketika melihat atau mendengar sesuatu yang dibenci Allah maka Beliau tidak diam, beliau marah dan berbicara.
Ketika Nabi Shalallahu alaihi wasallam melihat kelambu rumah Aisyah ada gambar makhluk hidupnya (yaitu gambar kuda bersayap) maka merah wajah Beliau dan bersabda :
�Sesungguhnya orang yang paling keras siksaannya pada hari kiamat adalah orang membuat gambar seperti gambar ini.� (HR. Bukhari Muslim)
Nabi Shalallahu alaihi wasallam juga marah terhadap seorang sahabat yang menjadi imam shalat dan terlalu panjang bacaannya dan beliau memerintahkan untuk meringankannya. Tetapi Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam tidak pernah marah karena pribadinya.
Al Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits Anas radhiyallahu anhu :
�Anas membantu rumah tangga Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam selama 10 tahun, maka tidak pernah beliau berkata kepada Anas : �ah�, sama sekali. Beliau tidak berkata terhadap apa yang dikerjakan Anas : �mengapa kamu berbuat ini.� Dan terhadap apa yang tidak dikerjakan Anas,�Tidakkah kamu berbuat begini.� (HR. Bukhari dan Muslim)
Begitulah keadaan beliau senantiasa berada diatas kebenaran baik ketika marah maupun ketika dalam keadaan ridha/tidak marah. Dan demikianlah semestinya setiap kita selalu diatas kebenaran ketika ridha dan ketika marah.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : artinya :
�Ya Allah, aku memohon kepada-Mu berbicara yang benar ketika marah dan ridha.� (Hadits shahih riwayat Nasa�i)
Al Imam Ath Thabari rahimahullah meriwayatkan hadits Anas :
�Tiga hal termasuk akhlak keimanan yaitu : orang yang jika marah kemarahannya tidak memasukkan ke dalam perkara batil, jika senang maka kesenangannya tidak mengeluarkan dari kebenaran dan jika dia mampu dia tidak melakukan yang tidak semestinya.�
Maka wajib bagi setiap muslim menempatkan nafsu amarahnya terhadap apa yang dibolehkan oleh Allah Subhanahu wa Ta�ala, tidak melampaui batas terhadap apa yang dilarang sehingga nafsu dan syahwatnya menyeret kepada kemaksiatan, kemunafikan apalagi sampai kepada kekafiran.
Kesempatan baik ini untuk melatih diri kita menuju sifat kesempurnaan dengan menghilangkan sifat pemarah dan berupaya menjadi orang yang tidak mudah marah.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : �Bukanlah puasa itu sekedar menahan makan dan minum. Sesungguhnya puasa itu (adalah puasa) dari perbuatan keji dan sia-sia. Apabila ada orang yang mencelamu atau membodohimu maka katakanlah : sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa.� (HR. Ibnu Huzaimah dengan sanad shahih)
Wallahu a�lam bishawab.

CONTOH MAKALAH


PENGARUH  MASALAH EKONOMI DALAM KEUTUHAN KELUARGA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah konseling keluarga
Dosen Pengampu : Mulyani S.pd

 Disusun Oleh
Nama              : Mintasih Nugraheni
Kelas               : IV F
NPM               : 1110500093



BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Tugas ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah akhir  konseling keluarga jurusan bimbingan dan konseling di Universitas Pancasakti Tegal.
Terimakasih kepada Ibu Mulyani S.pd selaku dosen pengampu mata kuliah konseling keluarga yang telah membimbing jalan nya penyusunan tugas mata kuliah ini sehingga tugas ini dapat disusun dengan sebaik mungkin.
Demikian tugas ini disusun semoga dapat bermanfaat untuk pembaca, agar kita dapat mengetahui sebab dan penyelesain masalah ekonomi dalam suatu keluarga. Penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan tugas ini ada banyak kekurangan baik kualitas isi maupun tulisan, karena kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan milik saya pribadi.


Tegal, 4 juni 2012
Penyusun

Mintasih Nugraheni





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Ki Hajar Dewantara berpendapat keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya, sedangkan pengertian keluarga menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa menurut beliau keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri.
Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan sertamempertahankan suatu kebudayaan.
Akhir-akhir ini  permasalahan rumah tangga  merupakan  hal  yang  cukup memperihatinkan , dilihat dari tingginya pengaduan  dan gugatan  tentang kasus-kasus rumah tangga yang  disebabkan semakin rendahnya moral dan pemahaman keagamaan serta pengaruh  sulitnya perekonomian keluarga  sehingga menimbulkan permasalahan, saling tidak menghargai antar sesama  bahkan mengabaikan hukum dan adat istiadat yang berlaku. Faktor ekonomi  merupakan salah satu  penyebab terjadinya kasus-kasus rumah  tangga yang bisa berakibat buruk  bagi kehidupan anak-anaknya. Kesejahteraan masyarakat  belum seperti diharapkan.
Prestasi belajar pun dapat dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar,dan tingkat pemanfaatan fasilitas belajar. Orang tua memegang peran sangat penting terhadap proses belajar siswa, orang tua berkewajiban memenuhi kebutuhan anak untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Kondisi sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar dan tingkat pemanfaatan fasilitas belajar, secara bersama juga dapat mendukung tercapainya prestasi belajar siswa secara  maksimal.

B.     Ramusan masalah
v  Penyebab masalah ekonomi
v  Dampak masalah ekonomi terhadap anak-anak
v  Sikap positif dalam keluarga
v  Cara/solusi menyelesaikan masalah keluarga

C.    Tujuan Penulisan
v  Untuk mengetahui bahwa keberhasilan keluarga adalah karena komunikasi yang baik antar sesama anggota.
v  Untuk mengetahui bahwa peran kepala keluarga sangat penting dalam kebutuhan ekonomi dalam suatu keluarga.
v  Mengetahui gambaran sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, tingkat pemanfaatan fasilitas belajar dan prestasi belajar siswa
v  Mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan antara sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, tingkat pemanfaatan fasilitas belajar












BAB II
PEMBAHASAN
Masalah ekonomi yang sering muncul adalah pihak suami tidak mampu mencukupi kebutuhan rumah tangganya, sehingga keluarganya hidup dalam serba kekurangan. Untuk mencukupi kebutuhan yang ada maka isteri ikut bekerja. Yang sering jadi masalah adalah jika penghasilan isteri melebihi penghasilan suami, maka isteri merasa lebih tinggi derajatnya dari suami karena merasa berjasa sebagai penyelamat keluarga. Bermula dari perasaan seperti inilah maka suami kemudian menjadi merasa tidak nyaman berada di dekat isteri dan kemudian sering terjadi pertengkaran yang akhirnya berakhir pada perceraian.
Berikut adalah kasus nyata didaerah tegal, keluarga tersebut terdiri dari Warno 56 tahun kepala rumah tangga dan istri nya Sumi 45 tahun dan ke 5 anaknya Bari, Narto, Diah, Windi, dan Lukman anak bungsu mereka.
Awal mula
Masalah ekonomi ini muncul berawal dari setelah mereka mempunyai anak ke 5. Warno adalah lulusan SD dan istri nya sumi hanya lulusan SMP, sumi termasuk dari keluarga yang berada sedangkan warno hanya perantau yang kerjanya tidak tetap, setelah menikah mereka tinggal dirumah sumi karena warno tidak punya apa-apa, awal nya perekonomian mereka baik-baik saja sampai ahirnya mereka punya anak ke 5 warno merasa tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, ahir nya sumi berjualan sayur didepan rumahnya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari pertengkaran pun selalu terdengar setiap warno pulang kerumah, merasa istrinya sudah mencukupi warno pun tidak bekerja ia hanya kerja seadanya, dan uang nya pun hanya untuk dirinya sendiri ia hanya menjatah beras 1 bulan sekali kepada istrinya selebihnya istrinya yang memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Setiap kali bertengkar sering kali dengan fisik dan itu dilakukan didepan anak-anak mereka, anak mereka yang paling kecil sekarang mulai terlihat pertumbuhan psikis yang tidak baik, seperti suka berkata kasar tidak menghormati kaka-kaka nya dan kerap kali berkelahi disekolah maupun dilingkungan rumah. Setiap hari hanya seperti itu yang terjadi dalam rumah tangga mereka, sekarang sumi tetap berjualan sayur untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga nya sedangkan warno hanya bekerja serabutan saja. Anak-anak nya pun tidak jelas dalam keseharian nya karena bari pun sebagai anak pertama sudah menikah dan lepas dari tanggung jawab terhadap kedua orang tua dan adik-adik nya, sedangkan narto hanya kerja seadanya dan untuk memenuhi kebutuhanya sendiri tetapi ia masih bergantung pada orang tua nya, dan diah pun yang masih duduk dibangku SMA tidak begitu memperdulikan prestasi belajarnya karena dianggapnya sudah tidak penting sekolahnya itu fasilitas untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya pun tak pernah ia rasakan karena masalah kesulitan ekonomi yang dialami orang tuanya, sedangkan windi dan lukman mereka masih SD dan belum mengerti cara mendapatkan uang.
Ada 3 Masalah Ekonomi Penyebab Keretakan Rumah Tangga
1.    Suami Mengalami Masalah Dengan Pekerjaannya
Masalah ini biasanya karena PHK sehingga sumber keuangan keluarga akan bermasalah. Apabila istri tidak dapat membantu memikirkan jalan keluar yang baik. Biasanya suami akan mengalami depresi akibat permasalahannya apalagi kalau sang istri tidak memperdulikan dan mengerti masalah yang dihadapi suami. Sering terjadi keributan-keributan kecil dan akan menjadi besar jika tidak diselesaikan dengan baik.
2. Istri Yang Selalu Menuntut Hidup Berkecukupan
Biasanya istri dalam pergaulan hidup mewah sehingga ia lupa berapa pendapatan suaminya, istri tidak memikirkan suami bekerja sebagai apa? berpenghasilan berapa? Sanggupkah suaminya membelikan barang-barang yang ia inginkan. Keegoisan ini yang sering menjadi masalah utama dalam keluarga. Ketakutan sang istri yang menjadi keluarga miskin tetapi tidak memperdulikan bagaimana suami yang bekerja kerja keras mencari nafkah. Masalah ini harus dibicarakan dengan baik. Seharusnya dari awal suami istri mengetahui keadaan ekonomi mereka dan membicarakan pengeluaran-pengeluaran yang harus diutamakan sehingga akan tercipta keluarga sejahtera yang mereka dambakan.

3. Suami Yang Sibuk Dengan Pekerjaannya
Ini juga bisa menjadi masalah, suami yang berharap dapat memenuhi kebutuhan keluaga dengan baik tanpa kekurangan. Mungkin ia telah berhasil menjadi pengusaha sukses, namun ia lupa akan keluarga. Disini yang menjadi masalah, suami yang sibuk bekerja, terkadang istri juga sibuk mencari kegiatan di luar rumah dan akhirnya anak-anak yang menjadi korban. Apabila ini terus dibiarkan, anak-anak merasa kurang diperhatikan oleh kedua orangtuanya dan mencari cara untuk mendapatkan perhatian orangtuanya, berkelahi, bolos sekolah dan membuat keributan di sekolah sehingga pihak sekolah akan memanggil kedua orangtuanya untuk menyelesaikan masalah anaknya. Apabila kedua orangtuanya tidak menyadari hal ini, maka orangtua akan saling menyalahkan, bertengkar dan bertengkar sehingga anak semakin frustasi. Komunikasi adalah yang terpenting dalam hal ini, luangkan waktu untuk saling berkomunikasi dengan baik, waktu untuk bersama walau sebentar sehingga masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Sikap Positif dalam Keluarga
Dalam menjalani kehidupan keluarga, yang diperlukan adalah sikap positif untuk melewati berbagai peristiwa dan persoalan. Kita tidak mungkin berharap memiliki keluarga yang tanpa masalah, karena masalah adalah bumbu kehidupan. Semua orang punya masalah, semua keluarga punya masalah. Maka jangan mempersoalkan masalah yang datang, jangan takut terhadap permasalahan yang pasti akan menghadang.
Yang diperlukan adalah sikap positif dalam menghadapi permasalahan kehidupan. Ekonomi itu adalah fasilitas hidup, sama seperti kaki dan tangan kita. Tuhan memberikan anugerah kepada kita berupa dua kaki dan dua tangan, sebagai fasilitas dan sarana agar kita mampu melakukan berbagai kegiatan. Namun apabila fasilitas tersebut tidak kita miliki, bukan berarti tidak bisa melakukan kegiatan sama sekali. Kisah Hirotada Ototake di atas sudah cukup menjadi inspirasi.
Uang adalah bagian penting dalam kehidupan, namun kebahagiaan bukan hanya terkait dengan uang. Banyak keluarga memiliki dana melimpah ruah, memiliki fasilitas hidup yang berkecukupan, bahkan berlebih, namun tak jarang keluarga mereka berantakan. Banyak orang kaya gelisah dan mengalami depresi, sebagaimana banyak pula orang miskin yang mampu merasakan kebahagiaan di tengah kesulitan hidup sehari-hari.
Dalam perspektif agama apapun, kebahagiaan tidak pernah diletakkan pada satu sisi saja, apakah materi atau rohani. Pasti melibatkan kedua sisi tersebut secara serasi dan seimbang. Dalai Lama menggambarkan, kebahagiaan adalah perpaduan yang rumit antara kesejahteraan material dan kepuasan spiritual. Hal ini menandakan, kebahgiaan tidak bisa dilepaskan dari materi, namun tidak hanya bergantung kepada materi saja. Karena rasa itu terletak di hati dan pikiran, maka kondisi spiritual memegang peranan yang sangat sentral untuk menciptakan bahagia.
Berikut ini adalah beberapa cara dalam mengatasi / menyelesaikan masalah rumah tangga  :
1. Musyawarah Untuk Mufakat
Utamakan melakukan duduk bersama dalam suatu forum untuk mendapatkan keputusan bersama yang terbaik yang disepakati oleh semua pihak. Dengan melakukan musyawarah maka setiap anggota keluarga akan merasa dihargai pendapatnya. Kepala keluarga bertindak sebagai pimpinan musyawarah yang dituntut untuk bertindak bijaksana, adil dan tidak memaksakan kehendak.
2. Belajar dari Pengalaman Orang Lain
Banyak orang lain yang memiliki masalah yang sama atau mirip dengan masalah anda, sehingga tidak ada salahnya belajar dari pengalaman orang lain yang telah lalu. Kita bisa cari pengalaman orang lain di internet atau bertanya langsung kepada orang yang pernah menghadapi masalah serupa. Lihat bagaimana keputusan yang baik dan keputusan yang buruk sebagai pelajaran bagi kita.
3. Mencari Dukungan Anggota Keluarga
Untuk mengatasi masalah satu orang yang kita yakin salah kita butuh dukungan anggota keluarga lain untuk mendukung tindakan kita untuk mengatasi masalah satu orang itu. Dengan begitu orang yang salah itu akan merasa harus berubah karena anggota keluarga yang lain menginginkannya.
4. Selesaikan Yang Penting-Penting Dahulu (Skala Prioritas)
masalah-malasah yang sepele jangan dibesar-besarkan. Masalah kecil bisa diabaikan selama tidak berpotensi berubah menjadi besar. Selesaikan dulu yang dirasa harus segera diatasi agar tidak menimbulkan gejolak besar dalam kehidupan berumahtangga.
5. Berbagi Tugas dalam Penyelesaian Masalah
Jangan menyelesaikan semua masalah sendirian. Ajaklah isteri atau suami, mertua, orangtua, saudara kandung, saudara ipar, anak-anak dan bahkan tetangga kita tergantung jenis masalahnya. Jika kita menganggung beban sendiri, dalam jangka panjang kita bisa stres sendiri pada akhirnya. Anak-anak yang sudah besar bisa kita ajak menyelesaikan masalah keluarga. Bisa jadi anak kita lebih hebat dalam mencari solusi atau jalan keluar masalah-masalah yang ada.
6. Yang Waras Yang Mengalah
Jika sudah menghadapi orang yang keras kepala maupun yang tidak waras maka salah satu solusi terbaik adalah dengan mengalah dan anggap masalah itu tidak ada. Kalau sudah bertemu dengan orang yang pokoknya harus begini pokoknya harus begitu, maka apapun yang kita katakan bisa mentah karena orang tersebut akan terus ngotot walaupun dia tahu dia salah.
7. Terkadang Harus Berani Malu dan Nekad
Untuk mengatasi suatu masalah terkadang harus mengorbankan perasaan kita. Misalnya seperti untuk mengatasi masalah ekonomi seorang mantan orang kaya harus menebalkan muka ketika mencoba berjualan sesuatu di depan orang-orang yang dikenalnya. Contoh lainnya lagi yaitu harus berani malu mengakui kesalahan diri sendiri jika memang salah dan kembali ke jalan yang benar secara konsekuen.
8. Menggunakan Otak bukan Otot
Kekerasan sudah tidak lagi cocok dipakai sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah di zaman sekarang ini. Bisa-bisa pelaku kekerasan di dalam rumah tangga bisa dijerat pasal pidana yang berujung pada hukuman penjara. Sudah masuk penjara, pasangan pun minta cerai dan anak-anak bukan berada dalam kewenangan kita lagi. Emosi pun juga jangan digunakan ketika sedang menyelesaikan masalah karena emosi membuat keputusan yang diambil kurang maksimal dan dapat memunculkan masalah baru yang tak kalah beratnya.
9. Jangan Sampai Banyak Orang Tahu
Semakin banyak orang luar yang tahu masalah kita, maka bisa semakin melebar masalahnya dan berpotensi memunculkan masalah-masalah baru yang tidak kalah pelik. Ibaratnya masalah adalah aib yang harus kita tutup-tutupi dari orang-orang yang tidak perlu mengetahuinya. Masalah suami isteri sebaiknya tidak diketahui anak-anak, orangtua apa lagi tetangga dan orang lain yang tidak kenal dengan kita.
10. Setiap Perjuangan Butuh Pengorbanan
Dalam menyelesaikan suatu masalah mungkin membutuhkan biaya, waktu, tenaga, pikiran, perasaan, dan lain-lain. Yang kita harus lakukan adalah banyak bersabar dan ikhlas berkorban banyak sumber daya demi percepatan penyelesaian masalah. Yang pasti sumber daya yang dikorbankan harus sesuai dengan apa yang akan kita dapat. Jangan berkorban banyak hanya untuk menyelesaikan masalah yang tidak penting.


















BAB III
Kesimpulan dan Saran
Maka kesimpulannya disarankan kepada pihak yang tekait yakni orang tua siswa diharapkan meningkatkan pendapatan dan  membatasi kepemilikan anak karena dengan memiliki sedikit anak, kemampuan membiayai studi anak lebih baik daripada keluarga yang memiliki banyak anak dan berpendapatan rendah. Orang tua diharapkan memenuhi kebutuhan material dan spiritual dengan mengontrol perkembangan anak, memberikan perhatian serta bantuan pada waktu mengalami kesulitan belajar. Orang tua diharuskan lebih mengutamakan penyediaan fasilitas belajar anak dengan cara menabung.